Profil Kampus


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) atau Electronics Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS) , adalah perguruan tinggi negeri yang terdapat di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya secara resmi berdiri sejak tahun 1988. Sebagai sebuah perguruan tinggi politeknik, PENS menyelenggarakan pendidikan vokasi / terapan yang lebih banyak berorientasi pada praktik ketimbang teori. PENS adalah satu-satunya politeknik yang mengkhususkan diri pada bidang teknik elektro.

Politeknik ini terkenal karena keunggulannya di bidang robotika terbukti dengan prestasinya dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) yang berhasil memenangkannya berturut-turut hingga 12 kali.. Selain itu, PENS juga merupakan penyelanggara S2 terapan pertama di Indonesia.. Selain di bidang robotika, PENS juga unggul di bidang Teknologi Informasi terbukti dengan diraihnya penghargaan TeSCA untuk kategori Politeknik yang diselenggarakan oleh Telkom.

Sejarah
Awal sejarah PENS dimulai pada tahun 1985. Saat itu, tim studi awal Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk bantuan dan kerjasama teknik yang dikepalai oleh Prof. Y. Naito dari Tokyo Institute of Technology, datang ke politeknik ini. Setelah melakukan pengamatan dan studi kelayakan pada tahun 1986, JICA menyetujui untuk memulai kerjasama teknik pada tahun 1987 dengan mengirim 5 orang pengajar Indonesia ke perguruan tinggi teknologi di Jepang.

Politeknik Elektronika & Telekomunikasi (PET) 1988 - 1992
Pada tanggal 15 Maret 1988, Pemerintah Jepang, melalui JICA secara resmi memberikan gedung kampus kepada pemerintah Indonesia lengkap dengan berbagai peralatan pendidikan. Selanjutnya pada tanggal 2 Juni 1988 Politeknik ini diresmikan dengan nama "Politeknik Elektronika & Telekomunikasi (PET)" dan sejak saat itulah tahun ajaran dimulai. Kerjasama dengan JICA pun berlanjut dengan banyaknya pengajar politeknik yang dikirim ke berbagai perguruan tinggi teknologi di Jepang dan sebaliknya, pengiriman beberapa ahli dari Jepang ke politeknik ini.

Politeknik Elektronik Surabaya (PES) 1992 - 1996
Pada bulan Juni 1991, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menata ulang keberadaan seluruh Politeknik, Institut dan sebagian Universitas di Indonesia. Pada saat itu politeknik ini pun berubah nama menjadi "Politeknik Elektronika Surabaya (PES)" yang merupakan bagian dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) 1996 hingga sekarang
Pada tahun 1996, nama politeknik ini kembali diubah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjadi "Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)". Nama itulah yang kemudian tetap bertahan hingga kini.


Mandiri dari ITS
Setelah 24 tahun menjadi bagian dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, akhirnya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya mandiri. Kemandirian itu dimulai sejak nama PENS tak lagi masuk dalam statuta ITS. Masa transisi dilakukan pada tahun 2012 dengan berbagai perubahan. Termasuk status mahasiswa dan pembuatan statuta baru untuk PENS. Mahasiswa yang dulu diterima oleh Direktur ITS ketika penerimaan mahasiswa baru maka tetap menjadi mahasiswa PENS-ITS dengan ijazah yang dikeluarkan oleh ITS. Sedangkan mahasiswa angkatan 2012 keatas sudah tidak lagi sebagai mahasiswa ITS melainkan menjadi mahasiswa PENS.

Gedung D4 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Salah satu yang mendasari pemisahan tersebut adalah PENS dan ITS merupakan dua institusi berbeda. Tidak wajar apabila ada perguruan tinggi negeri di dalam perguruan tinggi negeri.

Masing-masing punya struktur yang lengkap untuk bisa dikatakan sebagai sebuah lembaga. Kalau PENS masih menjadi bagian dari ITS, ada anggapan bahwa ada institusi di dalam institusi. Sebab, selama ini direktur PENS juga diangkat rektor ITS. Selain itu, kalau masih bergabung, politeknik tersebut akan sulit berkembang. Ndak bisa jadi BLU (badan layanan umum).
— Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA selaku rektor ITS , kruwel.com.

Sebelum perpisahan tersebut, dalam beberapa kegiatan, PENS dan ITS sudah kerap dibedakan. Misalnya pada ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2011, masing-masing sudah punya tim sendiri-sendiri yang saling bersaing bahkan seringkali bertemu bersama-sama di final.

Meski menyisakan berbagai pekerjaan rumah, perpisahan ini sesungguhnya memberikan sejumlah hal positif untuk kepentingan pendidikan secara umum di Indonesia. Politeknik yang berdiri secara mandiri nantinya akan diperbolehkan menggelar pendidikan pasca sarjana baik program Master(S2) maupun Doktor(S3).


Sumber : Wikipedia

Comments